Kinerja dalam
organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali
sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer
tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga
perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi
yang mendalam berakibat dan mangabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja
yang merosot.
Kontribusi hasil-hasil
penilaian merupakan suatu yangs angat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan
organisasi adapau secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :
1. Penyesuaian-penyesuaian
kompensasi
2. Perbaikan
kinerja
3. Kebutuhan
latihan dan pengembangan
4. Pengambilan
keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhatian dan
perencanaan tenaga kerja
5. Untuk
kepentingan penelitian pegawai
6. Membantu
diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
Konsep Balanced
Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap
strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business
School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu
balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya
keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka
pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat
internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu
skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang.
Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan
oleh seseorang di masa depan.
Mula-mula BSC digunakan
untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya
kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi
luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu
mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi
organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat
manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam
mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Perspektif dalam Balanced Scorecard
Ada beberapa perspektif yang ada di
dalam BSC antara lain:
1.
Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba
bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam
perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat
menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan
perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000). Balanced
Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada
keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan
terhadap keberhasilan.
2.
Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu
terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi
organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur
yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai
target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai
kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan
dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan
mereka (Kaplan, dan Norton, 1996). Produk dikatakan bernilai apabila manfaat
yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk
semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan
dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu
melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan
kemampuan dan sumber daya yang ada.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses
kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu
menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan
memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums (Simon, 1999).
4.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi
tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan
dan perbaikan jangka panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan
investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi
juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem
dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis
internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada
dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka
suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan,
yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata
ulang prosedur yang ada.
Balanced Scorecard yang
baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
1.
Dapat mendefinisikan tujuan strategi
jangka panjang dari masing-masing perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut (performance driver).
2. Setiap
ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab akibat (cause and effect relationship).
3. Terkait
dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan kualitas,
pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus berdampak pada
peningkatan pendapatan perusahaan.
Langkah-langkah
Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru. Pendekatan ini
mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan peristiwa jangka
pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996) adalah :
a.
Menterjemahkan visi, misi dan strategi
perusahaan. Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam
tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh
perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi
perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik,
tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran
pencapaiannya.
b.
Mengkomunikasikan dan mengaitkan
berbagai tujuan dan ukuran strategis balanced scorecard. Dapat dilakukan dengan
cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
c.
Merencanakan, menetapkan sasaran,
menyelaraskan berbagai inisiatif rencana bisnis memungkinkan organisasi
mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced
scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang
lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka
panjang perusahaan secara menyeluruh.
Meningkatkan Umpan balik
dan pembelajaran strategis. Proses keempat ini akan memberikan strategis
learning kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem
perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
No comments:
Post a Comment