Siklus produksi (production cycle)
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas
barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan, serta transaksi dan peristiwa
yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku
diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditranfer
kebarang jadi.
Tujuan Audit
Dua
kelompok tujuan audit adalah : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang
berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang
berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.
Menggunakan pemahaman tentang
bisnis dan industri untuk mengembangkan strategi audit
Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti dan
kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba tergantung pada seberapa baik
proses pabrikasi ini dikelola. Setiap industri memiliki sifat yang unik,
sehingga sangat penting untuk memahami keadaan klien dan menemukan bukti yang
cukup guna mendukung pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan.
Materialitas, Risiko inheren, dan
Prosedur Analitis
1. Materialitas
Pertimabangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah
penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan. Pertimbangan skunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi
kesalahan.
2. Risiko Inheren
Untuk pabrik, pedagang grosir, atau pedagang eceran persediaan dapat
dinilai sebesar atau mendekati maksimum karena beberapa alasan, antara lain :
a. Volume transaksi pembelian, pabrikasi dan penjualanyang mempengaruhi akun-akun
ini biasanya tinggi sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.
b. Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus
dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
c. Persediaan mungkin dijual dengan perjanjianretur atau pembelian kembali.
Prosedur Analitis
Prosedur
analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi salah saji. Jika persediaan bersifat material bagi
audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur
analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur
ini ias sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji
mungkin terjadi.
Pertimbangan komponen
pengendalian internal
Dalam lingkungan pengendalian, struktur organisasi harus mencakup pejabat
yang bertanggung jawab atas produksi secara keseluruhan. Dengan menduduki
jabatan seperti wakil direktur operasi, pabrikasi, atau produksi orang ini
biasanya mempunyai wewenang atas departemen perencanaan serta pengendalian
produksi.
Aktivitas Pengendalian-transaksi
pabrikasi
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri dari 4
kategori aktivitas : (1) pemisahan
tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi (2) pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat (3)
pengendalian fisik (4) penelaahan kinerja dan akuntanbilitas.
Dokumen dan catatan yang umum
Berikut ini disajikian beberapa, catatan dan file komputer yang lazim
digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi antara lain : Perintah produksi ; laporan
kebutuhan bahan ; slip
pengeluaran bahan ; laporan
aktivitas produksi harian ; laporan
produksi yang sudah selesai ; buku besar
pembantu ; file induk biaya standar ; file induk
persediaan bahan baku ; file induk
persediaan barang dalam proses ; file induk
persediaan barang jadi.
Fungsi-fungsi dan pengendalian
terkait
Fungsi-fungsi pabrikasi :
1. Memulai
produksi :
a.
Merencanakan dan mengendalikan produksi
b.
Mengeluarkan bahan baku
2. Memindah
barang :
a.
Memproses barang dalam produksi
b.
Memindahkan
pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
c.
Melindungi
persediaan
3. Mencatat transaksi produksi dan persediaan :
a.
Menentukan dan
mencatat biaya-biaya pabrikasi
b.
Menjaga kebenaran
saldo-saldo persediaan
Pelaksanaan
fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen. Pengendalian yang berkaitan
dengan produksi dan pemindahan barang adalah relevan dalam menilai risisko
pengendalian untuk asersi kejadian dan kelengkapan. Pengendalian yang
berhubungan dengan pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko
pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian serta penyajian dan
pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi.
Memperoleh pemahaman dan menilai
risiko pengendalian
Dalam
memperoleh pemahaman dan mendokumentasikan tentang bagian-bagian dari komponen
pengendalian internal yang relevan dengan transaksi pabrikasi, auditor
menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi lain. Prosedur ini meliputi:
a. Review atas pengalamam sebdumnya dengan klien yang bersangkutan
b. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi
c. Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
d. Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi
Prosedur ini juga mencakup penggunaan
kuesioner pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum naratif.
Pengujian substantif atas saldo
persediaan
Bagian ini
berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang dagang yang
dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan
baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimilikj pabrikan.Dalam hal
inl juga perlu dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas saldo persediaan harus
cukup efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi dan
harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat resiko deteksi yang dapat
diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi
persediaan.
Menentukan Risiko Deteksi Uutuk
Pengujian Rincian
Spesifikasi
auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian
rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik
dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur
analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Sebagai contoh
dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi keberadaan pada
persediaan barang dagang, auditor akan memperhitung.kan penilaian risiko
pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi transaksi pembelian yang memperbesar
saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan untuk transaksi penjualan yang
memperkecil saldo persediaan.
Merancang Pengujian Substantif
Pengujian substantif yang mungkin
dilakukan terhadap asersi-asersi saldo persediaan dan tujuan audit atas saldo
akun khusus yang berhubungan dengan asersi itu.
Prosedur Awal
Salah Satu
prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan pemahaman
tentang bisnis dan industri suatu entitas guna mcnetapkan konteks untuk
mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. jika klien adalah
pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel
yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu mcrupakan pengecer,
maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan
klien dalam mata rantai distribusi ini.
Prosedur Analitis
Hal yang sangat
penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam
mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas pengalaman dan
kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan mengetahui penurunan yang
tajam dalam rasio perputaran persediaan klien yang mencerminkan keadaan
perusahaan tersebut, dapat membantu auditor untuk menyimpulkan bahwa penurunan
itu tidak mengindikasikan kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan data
klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan., melainkan
mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan
yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar.
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian ini
me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran uutuk mendapatkan
bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
1.
Pengujian ayat jurnal atas akun persediaan
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
2.
Pengujian pisah-batas
transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan
Tujuan dan
sifat dari pengujian pisah-batas penjualan serta pembelian masing-masing telah
dijelaskan di bab sebelumnya, yaitu dalam hubungannya dengan audit atas saldo piutang
usahadan hutang usaha.
Jasa-Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Produksi
Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik
oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat
mencapai tujuan profitabilitas dan arus kas.
Lebih jauh
lagi , prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas efektivitas proses
manajemen persediaan. Biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan
suatu usaha entitas. Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam
industrinya, maka akuntan publik biasanya akan coba membahas masalah bagaiman
klien dapat memperbaiki proses manajemen persediaannya.
No comments:
Post a Comment