Saturday, December 7, 2013

AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN JASA PERSONALIA II

A.      MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA
Siklus jasa personalia, suatu entitas menyangkut perstiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insenstif (borongan), komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian.
Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. 

-        MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan audit atas sebuah sekolah, karena 80% hingga 90% dari anggaran tahunannya mungkin dihabiskan untuk jasa dan tunjangan personalia.
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahami :
1.      Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas ( misalnya, apakah entitas bersifat padat karya atau padat modal).
2.      Sifat kompensasi , karena kompesasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji.
3.      Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham, serta perjanjian pensiun.


-        MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS
Materialitas
Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan asuransi dan kantor profesional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah, jasa personalia mungkin menjadi pengeluaran yang utama.

Risiko Inheren
Auditor jarang memperhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan tetapi, penipuan gaji dan upah (keberadaan atau keterjadian) telah menjadi perhatian utama auditor.Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi untuk asersi eksistensi / keberadaan atau keterjadian , penilaian atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan.

Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per karyawan melebihi ekspektasi auditor. 

-        PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
            Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer sumber daya manusia atau personalia.
Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang berhubungan dengan transaksi penggajian. Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

B.       AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGGAJIAN
-        DOKUMEN DAN CATATAN UMUM
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat transaksi penggajian :
1.      Otorisasi personalia
2.      Kartu absen/clock card
3.      Tiket waktu/time ticket
4.      Register penggajian
5.      Rekening bank untuk penggajian imprest
6.      Cek gaji
7.      Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
8.      SPT pajak gaji dan upah
9.      File personalia karyawan
10.  File induk data personalia
11.  File induk penghasilan karyawan

-        FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT
            Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :
1.      Memulai transaksi penggajian yang mencukupi :
a.       Mengangkat karyawan
b.      Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
2.      Penerimaan jasa mencakup :
a.       Menyiapkan data kehadiran dan pencapaian waktu
3.      Pencatatan transaksi penggajian yang mencakup :
b.      Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah
4.      Pembayaran gaji dan upah yang mencakup :
c.       Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
d.      Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

C.      PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH
Pengujia substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang tanggal neraca. Saldo-saldo tersebut mencakup kewajiban akrual untuk gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan karyawan , dan pajak gaji dan upah, serta akun-akun beban yang terkait.

-        MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi eksistensi atau keterjadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan transaksi penggajian telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, bukti tentang keefektivan pengendalian atas risiko-risiko ini dalam banyak kasus akan memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga menghasilkan tingkat risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh asersi gaji dan upah.

-        MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Auditor tidak mengkonfirmasi kewajiban gaji dan upah. Sementara prosedur analitis sudah dibahas sebelumnya dalam bab ini. Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga oleh prosedur ini, auditor sudah memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Penjelasan kami tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini :
1.      Menghitung kembali  kewajiban gaji dan upah akrual
            Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual pada tanggal neraca sebesar jumlah yang terutang kepada pajabat dan karyawan untuk gaji dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dsb, serta sebesar jumlah yang terutang kepada badan-badan pemerintah untuk pajak-pajak gaji dan upah. Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus mereview perhitungan manajemen atau melakukan perhitungan sendiri.Jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan dalam laporan gaji dan upah
2.      Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pasca pensiun yang signifikan kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun, serta engungkapan pensiun. Di sini risiko yang paling signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi ( menetukan beban pensiun ), serta asersi penyajian dan pengungkapan ( menulis catatan kaki tentang pensiun )
3.      Mengaudit Opsi saham dan hak apresiasi saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan :
a.       Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi yang diberikan kepada karyawan atau pejabat.
b.      Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi dialokasikan ke berbagai periode akuntansi.
c.       Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif
Dalam hal akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besar perusahaan menyusun program opsi sahamnya untuk memenuhi persyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat menggunakan pendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi yang berkaitan dengan penggunaan opsi saham .
4.      Memverifikasi kompensasi pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan yaitu pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang disrehkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan ini , otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat. Pengujian ini berhubungan dengan tujuan yang berkaitan dengan setiap kategori asersi.

D.      JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA
Manajemen personalia merupakan proses inti bagi banyak perusahaan . Disini masalah utamanya adalah bagaimana auditor menggunkan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit untuk memberikan jasa bernilai tambah bagi para kliennya.
Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan publik akan sering mengevaluasi statistik produktivitas karyawan. Apabila karyawan bisa lebih produktif , maka perusahaan kerap kali mencapai profitabilitas yang lebih baik dalam industri. Bagi organisasi jasa , merupakan hal yang penting untuk memiliki cara mengevaluasi produktivitas karyawan ( seringkali produktivitas karyawan dalam tim atau departemen ). Para akuntan publik, biasanya memiliki keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat pertanggungjawaban bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya mereka – dalam hal ini sumber daya gaji dan upah. Akuntan publik dapat membantu klien dengan :
1.      Menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau
2.      Mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

No comments:

Post a Comment