A.
MERENCANAKAN
AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA
Siklus jasa personalia, suatu entitas menyangkut perstiwa dan aktivitas
yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insenstif (borongan), komisi,
bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang
cuti). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi
penggajian.
Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya.
Pembayaran gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan
dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran.
-
MENGGUNAKAN
PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan
bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia
merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan audit atas sebuah sekolah,
karena 80% hingga 90% dari anggaran tahunannya mungkin dihabiskan untuk jasa
dan tunjangan personalia.
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor
untuk memahami :
1.
Pentingnya
jasa personalia bagi keseluruhan entitas ( misalnya, apakah entitas bersifat
padat karya atau padat modal).
2.
Sifat
kompensasi , karena kompesasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
3.
Pentingnya
berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham,
serta perjanjian pensiun.
-
MATERIALITAS,
RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS
Materialitas
Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank,
perusahaan asuransi dan kantor profesional, jasa personalia merupakan beban
utama. Untuk sekolah, jasa personalia mungkin menjadi pengeluaran yang utama.
Risiko Inheren
Auditor jarang memperhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah
karena sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak
dibayar. Akan tetapi, penipuan gaji dan upah (keberadaan atau keterjadian)
telah menjadi perhatian utama auditor.Oleh karena itu, risiko inheren mungkin
tinggi untuk asersi eksistensi / keberadaan atau keterjadian , penilaian atau
alokasi, serta penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas
siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur
analitis berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji
dan upah kotor per karyawan melebihi ekspektasi auditor.
-
PERTIMBANGAN
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Beberapa
faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung.
Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada
wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer
sumber daya manusia atau personalia.
Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk
mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data
yang berhubungan dengan transaksi penggajian. Aktivitas pemantauan yang dapat
diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan masalah
pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta
pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan
upah oleh auditor internal dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite
audit.
B.
AKTIVITAS
PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGGAJIAN
-
DOKUMEN DAN CATATAN UMUM
Dokumen dan
catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat transaksi
penggajian :
1.
Otorisasi personalia
2.
Kartu absen/clock card
3.
Tiket waktu/time ticket
4.
Register penggajian
5.
Rekening bank untuk penggajian imprest
6.
Cek gaji
7.
Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
8.
SPT pajak gaji dan upah
9.
File personalia karyawan
10. File induk
data personalia
11. File induk
penghasilan karyawan
-
FUNGSI-FUNGSI
DAN PENGENDALIAN TERKAIT
Pemrosesan
transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :
1.
Memulai
transaksi penggajian yang mencukupi :
a. Mengangkat karyawan
b. Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
2.
Penerimaan
jasa mencakup :
a. Menyiapkan data kehadiran dan pencapaian waktu
3.
Pencatatan
transaksi penggajian yang mencakup :
b. Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah
4.
Pembayaran
gaji dan upah yang mencakup :
c. Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
d. Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah
C.
PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH
Pengujia substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada
atau menjelang tanggal neraca. Saldo-saldo tersebut mencakup kewajiban akrual
untuk gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan karyawan , dan pajak gaji dan upah,
serta akun-akun beban yang terkait.
-
MENENTUKAN
RISIKO DETEKSI
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi
eksistensi atau keterjadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan
transaksi penggajian telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, bukti tentang
keefektivan pengendalian atas risiko-risiko ini dalam banyak kasus akan
memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga menghasilkan
tingkat risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau
seluruh asersi gaji dan upah.
-
MERANCANG
PENGUJIAN SUBSTANTIF
Auditor tidak mengkonfirmasi kewajiban gaji dan upah. Sementara prosedur
analitis sudah dibahas sebelumnya dalam bab ini. Apabila tidak terungkap
fluktuasi yang tidak diduga oleh prosedur ini, auditor sudah memperoleh bukti
yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan
atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Penjelasan kami
tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah
dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini :
1.
Menghitung
kembali kewajiban gaji dan upah akrual
Bagi
banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual pada tanggal neraca
sebesar jumlah yang terutang kepada pajabat dan karyawan untuk gaji dan upah,
komisi, bonus, uang cuti, dsb, serta sebesar jumlah yang terutang kepada
badan-badan pemerintah untuk pajak-pajak gaji dan upah. Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen,
auditor harus mereview perhitungan manajemen atau melakukan perhitungan
sendiri.Jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan
dengan jumlah yang diperlihatkan dalam laporan gaji dan upah
2.
Mengaudit
tunjangan karyawan dan program pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pasca pensiun yang
signifikan kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki
program pensiun dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang
signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun, serta engungkapan pensiun. Di
sini risiko yang paling signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi
penilaian atau alokasi ( menetukan beban pensiun ), serta asersi penyajian dan
pengungkapan ( menulis catatan kaki tentang pensiun )
3.
Mengaudit
Opsi saham dan hak apresiasi saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan menyangkut
penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan :
a. Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan
kompensasi yang diberikan kepada karyawan atau pejabat.
b. Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi dialokasikan
ke berbagai periode akuntansi.
c. Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif
Dalam hal
akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besar perusahaan menyusun program
opsi sahamnya untuk memenuhi persyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat
menggunakan pendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi
yang berkaitan dengan penggunaan opsi saham .
4.
Memverifikasi
kompensasi pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan yaitu
pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K
yang disrehkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan para pejabat mungkin bisa
menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk
kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan
ini , otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya
harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat. Pengujian ini berhubungan
dengan tujuan yang berkaitan dengan setiap kategori asersi.
D.
JASA
BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA
Manajemen personalia merupakan proses inti bagi banyak perusahaan . Disini
masalah utamanya adalah bagaimana auditor menggunkan pengetahuan yang diperoleh
selama melakukan audit untuk memberikan jasa bernilai tambah bagi para
kliennya.
Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan publik akan
sering mengevaluasi statistik produktivitas karyawan. Apabila karyawan bisa
lebih produktif , maka perusahaan kerap kali mencapai profitabilitas yang lebih
baik dalam industri. Bagi organisasi jasa , merupakan hal yang penting untuk
memiliki cara mengevaluasi produktivitas karyawan ( seringkali produktivitas
karyawan dalam tim atau departemen ). Para akuntan publik, biasanya memiliki
keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat pertanggungjawaban
bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya mereka – dalam hal ini sumber daya
gaji dan upah. Akuntan publik dapat membantu klien dengan :
1.
Menyarankan
ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau
2.
Mengidentifikasi
langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan produktivitas
karyawan.
No comments:
Post a Comment