A. ISU
ETIKA DALAM BISNIS
Berbagai
standar etika didapat dari adat sosial dan keyakinan pribadi yang mengakar
mengenai hal-hal yang salah dan benar, yang belum tentu sama bagi setiap orang.
Mungkin saja dua orang, yang keduanya menganggap dirinya beretika, berada dalam
kubu yang berbeda mengenai suatu masalah. Sering kali, kita mencampuradukkan
isu etika dengan isu hukum. Berbagai aktivitas seperti penyuapan, penipuan,
penipuan pelanggan, konflik kepentingan, dan penjualan produk yang dilarang di
Amerika Serikat ke negara-negara Dunia Ketiga, semuanya sudah terlalu biasa.
Kini yang dapat dilakukan hanya memperkirakan berbagai kondisi etika dalam
berbagai perusahaan Amerika. Walaupun perilaku etika yang menyeluruh tidak
mungkin dilakukan dalam ruang yang tersedia, tujuan dari berbagai ini adalah
untuk mempertinggi kesadaran pembaca mengenai berbagai isu etika yang
berhubungan dengan bisnis, sistem informasi, dan teknologi komputer
a. Apa
yang dimaksud dengan Etika Bisnis?
Etika berkaitan dengan
berbagai standar yang digunakan seseorang dalam membuat pilihan dan dalam
mengarahkan perilakunya di berbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai
benar dan salah. Secara spesifik, etika bisnis melibatkan penemuan jawaban atas
dua pertanyaan berikut ini :
-
Bagaimana para manajer memutuskan mengenai
apa yang benar dalam menjalan bisnis mereka?
-
Ketika para manajer telah mengetahui apa
yang benar, bagaimana mereka dapat mencapainya?
Terdapat
beberapa isu etika dalam bisnis, antara lain :
-
Kesetaraan
-
Hak
-
Kejujuran
b. Bagaimana
Perusahaan Menangani Isu Mengenai Etika
Beberapa perusahaan
yang sangat berhasil memliki pelatihan kesadaran akan etika sejak lama.
Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak manajemen puncak
untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis dengan jelas
menyampaikan harapan pihak manajemen, program untuk mengimplementasikan
petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.
-
Peran Pihak Manajemen Dalam
Mempertahankan Iklim Beretika
Para manajer perusahaan
harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika yang sesuai, meraka
harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku tidak beretika
dalam perusahaan.
-
Perkembangan Etika
Kebanyak individu
mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarganya, pendidikan
formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan perilaku menyatan bahwa
kita semua melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum sampai pada tingkat
berpikir secara beretika.
-
Membuat Keputusan yang Beretika
Setiap keputusan yang
beretika memiliki risiko dan manfaat. Contohnya mengimplementasikan sistem
informasi berbasis komputer baru dalam sebuah perusahaan dapat meyebabkan
beberapa karyawan kehilangan pekerjaannya, sementara yang lainnya menikmati
manfaat dari perbaikan kondisi kerjanya.
c. Apa
yang Dimaksud dengan Etika Komputer?
Etika komputer adalah “analisis
mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta berbagai formulasi
dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu
secara beretika, perhatian mengenai peranti lunak serta peranti keras dan
berkaitan dengan jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dan komputer itu
sendiri. Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika kompoter :
-
Pop
Etika komputer pop hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang
terdapat dalam media populer yang mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi
komputer.
-
Para
Etika komputer para melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika
komputer dan membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang
tersebut.
-
Teoretis
Etika komputer teoritis merupakan
perhatian berbagai peneliti multidisiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai
teori filosofi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan tujuan untuk menghasilkan
pemahaman baru dalam bidang tersebut.
B. PENIPUAN
DAN AKUNTAN
Penipuan merujuk pada penyajian yang salah atas
suatu fakta yang dilakukan oleh suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan
membohongi dan membuat pihak lain tersebut meyakini fakta tersebut walaupun
merugikannya. Berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima
kondisi, antara lain :
-
Penyajian yang salah
-
Fakta yang material
-
Niat
-
Keyakinan yang dapat dijustifikasi
-
Kerusakan atau kerugian
Auditor biasanya
berhadapan dengan dua tingkat penipuan, yaitu
-
Penipuan oleh karyawan
-
Penipuan oleh pihak manajemen
a. Faktor
yang Membentuk Penipuan
Faktor umum yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan penipuan yaitu :
-
Tekanan keadaan
-
Peluang
-
Karakteristik pribadi
Walaupun
berbagai faktor ini sebagian besar berada di luar lingkungan yang dapat
dipengaruhi auditor, auditor dapat mengembangkan daftar periksa peringatan
untuk mendeteksi kemungkinan aktivitas penipuan.
b. Kerugian
Keuangan Akibat Penipuan
Biaya sesungguhnya akibat penipuan
sulit diukur karena beberapa alasan :
-
Tidak semua penipuan terdeteksi
-
Dari semua penipuan yang terdeteksi,
tidak semua dilaporkan
-
Dalam banyak kasua penipuan, hanya dapat
dikumpulkan informasi yang tidak lengkap
-
Informasi tidak disebarkan dengan benar
ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
-
Sering kali, perusahaan memutuskan untuk
tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
c. Pelaku
Penipuan
Kerugian
akibat penipuan berdasarkan posisi dalam perusahaan. Kolusi antarkaryawan dalam
melakukan penipuan sulit untuk dicegah dan dideteksi. Hal ini tampak nyata
ketika kolusi dilakukan antara manajer dengan karyawan bawahannya. Pihak
manajemen melakukan peran penting dalam struktur pengendalian internal
perusahaan. Peluang adalah faktor yang mendorong penipuan. Peluang dapat
diidentifikasikan sebagai pengendalian atas aktiva atau akses ke aktiva. Perbedaan
kerugian keuangan yang berhubungan dengan berbagai klasifikasi, dijelaskan
melalui faktor peluang :
-
Gender
-
Posisi
-
Umur
-
Pendidikan
-
Kolusi
d. Skema
Penipuan
Skema penipuan dapat
diklasifikasikan dalam beberapa cara. Tiga kategori umum skema penipuan adalah
:
-
Laporan Tipuan
Laporan tipuan dihubungkan dengan
penipuan oleh pihak manejemen. Jika semua pihak melibatkan beberapa bentuk
kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi di bawah kelas skema
penipuan ini, laporan tersebut harus memberikan manfaat keuangan lagsung serta
tidak langsung bagi pelakunya.
-
Korupsi
Korupsi melibatkan eksekutif,
manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk kolusi dengan pihak luar.
Korupsi bertanggung jawab untuk 10 persen dari berbagai kasus penipuan di
tempat kerja.
-
Penyalahgunaan Aktiva
Contoh beberapa skema penipuan yang
melibatkan penyalahgunaan aktiva , antara lain :
· Pembebanan
ke akun beban
· Gali
lubang tutup lubang
· Penipuan
transaksi
· Skema
penipuan komputer
C. KONSEP
DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian
internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki
efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang
telah ditetapkan. Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan
dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin
dikelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
1.
Pengendalian
untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian
Korektif .
2.
Pengendalian
umum dan Pengendalian aplikasi.
3.
Pengendalian
Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.
4.
Pengendalian
Input, proses, dan output .
a. Konsep
Pengendalian Internal
Sistem pengendalian
internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan produser yang diterapkan
oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya :
-
Menjaga aktiva perusahaan
-
Memastika akurasi dan keandalan catatan
serta informasi akuntansi
-
Mendorong efisiensi dalam operasional
perusahaan
-
Mengukur kesesuaian dengan kebijakan
serta prosedur yang ditetepkan oleh pihak manajemen.
Tiga konsep utama yang mendasari studi pengendalian
internal dan penilaian resiko kendali :
-
Tanggung
Jawab Manajemen
Manajemen bertanggungjawab atas persiapan dari laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
-
Jaminan
yang Wajar
Perusahaan perlu mengembangkan pengendalian internal
yang memberikan jaminan wajar tetapi tidak absolut bahwa laporan keuangan telah
dinyatakan secara wajar .
-
Pembatasan
Inheren
Pengendalian intern tidak pernah dapat dianggap
sepenuhnya efektif, dengan mengabaikan perhatian yang diikuti dalam rancangan
dan implementasi mereka.
b. Komponen
Pengendalian Internal
Pengendalian internal
terdiri atas lima komponen :
-
Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian
adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya. Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :
· Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
· Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
· Struktur organisasional
· Badan audit dewan komisaris
· Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
· Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya
manusia
· Pengaruh-pengaruh eksternal
-
Penilaian risiko
Penilaian risiko
dilakukan utnuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai risiko
yang berkaitan dengan laporan keuangan.
-
Informasi dan komunikasi
SIA terdiri atas
berbagai record dan metode yang
digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan
mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva
dab kewajiban yang terkait didalamnya.
-
Pengawasan
Pengawasan adalah
proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya
berjalan.
-
Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian
adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa
tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah
diidentifikasikan. Aktifitas pengendalian dikelompokkan menjadi dua kategori
yang berbeda : pengendalian komputer dan pengendalian fisik.
c. Peran
Penting Pengendalian Internal
Pengendalian internal memiliki lima
komponen yang menyediakan informasi penting untuk auditor mengenai risiko
penyalahsajian yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan. Oleh karena
itu, para auditor wajib untuk mendapat pngetahuan yang memadai atas
pengendalian internal untuk merencanakan audit mereka. Contohnya, pengendalian
internal di perusahaan memengaruhi cara auditor akan menilai apakah perusahaan
telah melaporkan semua kewajibannya.
KESIMPULAN
Etika
yang baik adalah kondisi yang harus ada untuk menjaga profitabilitas perusahaan
dalam jangka panjang. Terdapat beberapa
isu etika dalam bisnis, antara lain kesetaraan, hak, kejujuran penggunaan
kekuasaan perusahaan. Penipuan dibagi dalam dua kategori umum : penipuan oleh
karyawan dan penipuan oleh pihak manajemen. Penipuan oleh karyawan umumnya
didesain untuk mengonversi yang tunai atau aktiva lainnya secara langsung demi
keuntungan karyawan tersebut. Penipuan oleh pihak manajemen biasanya melibatkan
kesalahan penyajian data laporan dan berbagai laporan dalam jumlah besar, untuk
mendapat kompensasi tambahan atau promosi, atau untuk menghindari penalti
akibat kinerja yang buruk. Pengendalian internal dibagi menjadi : lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan
aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian meliputi otorisasi transaksi,
pemisahan fungsi, supervisi, catatan akuntansi yang memadai, pegendalian akses,
dan verifikasi independen.
No comments:
Post a Comment