Showing posts with label PENGAUDITAN. Show all posts
Showing posts with label PENGAUDITAN. Show all posts

Saturday, December 7, 2013

AUDIT INVESTASI DAN SALDO KAS

INVESTASI
-          Tinjauan Atas Investasi
Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yag berkaitan dengan kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini mencakup sertifikat deposito/CD, saham preferen dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan pemerintah.

-          Tujuan Audit
Meliputi beberapa hal, yaitu :
a.       Keberadaan atau keterjadian
b.      Kelengkapan
c.       Hak dan kewajiban
d.      Penilaian atau alokasi
e.       Penyajian dan pengungkapan

AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

A.  Sifat Siklus Investasi dan Pembiayaan
-       Penelaahan Siklus Investasi dan Pembiayaan
Aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.  Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahamn atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi penentuan aktiva apa yang akan diakuisisi selama periode berjalan.Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Aktivitas pembiayaan mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor atau pemilik. Aktivitas pembiayaan meliputi, misalnya mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiayaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi hutang mengakuisisi kembali saham/treasury stock, dan membayar dividen.
-       Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit
Ketika seorang auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan transaksi, dari bawah ke atas untuk audit atas investasi dalam aktiva tetap, dan aktiva jangka panjang lain, proses ini biasanya merupakan produk sampingan dari siklus pengeluaran. Pengendalian internal atas transaksi pengeluaran juga mempengaruhi akuisisi, dan investasi dalam aktiva tetap.

AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN JASA PERSONALIA II

A.      MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA
Siklus jasa personalia, suatu entitas menyangkut perstiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insenstif (borongan), komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian.
Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. 

-        MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan audit atas sebuah sekolah, karena 80% hingga 90% dari anggaran tahunannya mungkin dihabiskan untuk jasa dan tunjangan personalia.
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahami :
1.      Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas ( misalnya, apakah entitas bersifat padat karya atau padat modal).
2.      Sifat kompensasi , karena kompesasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji.
3.      Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham, serta perjanjian pensiun.

AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN JASA PERSONALIA

Siklus produksi (production cycle) meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditranfer kebarang jadi.        

Tujuan Audit
            Dua kelompok tujuan audit adalah : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.

Menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industri untuk mengembangkan strategi audit
            Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Setiap industri memiliki sifat yang unik, sehingga sangat penting untuk memahami keadaan klien dan menemukan bukti yang cukup guna mendukung pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan.

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

Sifat Siklus Pengeluaran
            Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivits-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang  serta jasa, aktivitas utama utama dari siklus pengeluaran adalah (1) membeli barang  dan jasa-transaksi  pembelian dan (2) melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran kas.
-          Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan.  Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
-          Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah sebagai berikut :
a.       Bukti penerimaan uang
b.      Pradaftar
c.       Lembar penghitungan kas
d.      Ikhtisar kas harian
e.       Slip deposi yang disahkan
f.       File transaksi penerimaan kas
g.      Jumlah penerimaan kas
-          Fungsi-fungsi

AUDIT SAMPLING

Nature and Purpose of Audit Sampling
Audit sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% item-item yang berkaitan dengan saldo akun atau kelas transaksi sedemikian rupa sehingga semua item tersebut (unit sampling) memiliki kesempatan untuk dipilih. Dengan menggunakan audit sampling, auditor dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit tentang karakteristik dari populasi di mana sampel tersebut diambil.

Uncertainty and Audit Sampling
Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua risiko audit, yaitu :
a.       Risiko pengendalian
b.      Pengujian rincian risiko
Sampling audit dalam pengujian memberikan informaasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko.

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

Risk Assessment Procedures in the Revenue Cycle
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah :
1.      Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan dengan hutang)
2.      Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3.      Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih dan penyisihan dan penghapusan)
Tiga akun ini, yaitu harga pokok penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan kas, juga dipengaruhioleh kelompok transaksi dalam siklus lainnya.

DETECTION RISK AND DESIGNING SUBSTANTIVE TEST

A.      MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan menemukan salah saji material yang ada di dalam sebuah asersi. Risiko deteksi yang direncanakan merupakan dasar tingkat pengujian substantive yang direncanakan. Selanjutnya, risiko deteksi dapat dijabarkan ke dalam risiko prosedur analitis dan pengujian rincian risiko.
Sebelum merancang pengujian substantive, auditor harus menentukan apakah tingkat pengujian substantive yang direncanakan dan risiko deteksi terkait yang direncanakan perlu di revisi.

-          Mengevaluasi tingkat pengujian substantive yang direncanakan
Pada saat mengevaluasi tingkat pengujian substantive yang direncanakan untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan, auditor akan mempertimbangkan bukti yang diperoleh dari :
a.       Penilaian risiko bawaan
b.      Prosedur untuk memahami bisnis dan industry klien dan prosedur analitis terkait yang telah dilengkapi.
c.       Pengujian pengendalian yang meliputi :
§  Bukti tentang efektivitas pengendalian intern yang didapat ketika memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern.
§  Bukti tentang efektivitas pengendalian intern yang mendukung tingkat penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah.

AUDIT TESTING METHODOLOGY

Prosedur pengujian adalah dengan pengajuan pertanyaan kepada karyawan klien, pengamatan terhadap karyawn klien dalam melaksanakann tugasnya, melakukan inspeksi terhadap dokumen, catata dan laporan, serta mengulang kembali pelaksanaan pengendaliian oleh auditor. Pelaksanaan pengujian pengendalian dapat dilakukan selama pekerja intern, dan atau pada saat mendekati akhir tahun. Pengujian dalam audit dilakukan dalam dua tahap berurutan sebagai berikut: 
A.    Pengujian Pengendalian (test of control)
Pengujian pengendalian yaitu pengujian terhadap keandalan pengendalian intern auditi. Pengertian Pengujian Pengendalian. Menurut Arens dan Loebbecke (1996 : 276), berpendapat bahwa prosedur untuk memperoleh bahan bukti mengenai rancangan dan penempatan dalam operasi selama tahap pemahaman disebut sebagai prosedur untuk memperoleh pemahaman. Prosedur untuk menguji efektivitas yang mendukung pengurangan tingkat resiko pengendalian yang ditetapkan disebut pengujian atas pengendalian.
Sedangkan menurut Mulyadi (1998:189), menyatakan bahwa akuntan melaksanakan prosedur pemahaman struktur pengendalian intern dengan cara mengumpulkan informasi tentang rancangan struktur pengendalian intern dan informasi apakah rancangan tersebut dilaksanakan. Disamping itu akuntan seharusnya melakukan pengujian terhadap efektivitas struktur pengendalian intern dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Pengujian ini disebut dengan istilah pengujian kepatuhan (Compliance Test) atau sering disebut dengan pengujian pengendalian (Test of Control).

UNDERSTANDING INTERNAL CONTROL

A.      INTRODUCTION TO INTERNAL CONTROL
Pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor independen telah diakui dalam literatur profesional. Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor-faktor berikut sebagai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian intern :
a.       Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif.
b.      Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan.
c.       Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien

MATERIALITY DECISIONS AND PERFORMING ANALYTICAL PROCEDURES

Materiality Decisions
Materialitas merupakan dasar penerapan dasar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai : Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi  tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.
            Definisi diatas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan keadaan-keadaan yang berhubung dengan satuan usaha (perusahaan klien), dan informasi yang diperlukan oleh mereka yang akan mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit. Karena tanggung jawab menentukan apakah laporan keuangan salah saji secara material, auditor harus, berdasarkan temuan salah saji yang material, menyampaikan hal itu kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi.

AUDIT EVIDENCE

Bukti audit (audit evidence) mendukung laporan keuangan yang terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.

Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk 
tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan perundang-undangan.

OVERVIEW OF THE FINANCIAL STATEMENT AUDIT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
Tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan adalah :
1.      Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry
2.      Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3.      Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan
4.      Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5.      Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantive
6.      Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7.      Mengkomunikasikan temuan-temuan

AUDITOR’S LEGAL LIABILITY

A.    Liability Under Common Law
Common law sering kali diartikan sebagai hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislatif. Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alasan, dan hal-hal yang masuk akal, dan bukanya hukum yang absolute, tetap dan baku. Prinsip-prinsip common law ditentukan oleh kebutuhan sosial masyarakat. Oleh karena itu perubahan pada common law merupakan tanggapan atas kebuthan masyarakat. Menurut common law, kewajiban hukum para CPA berkaitan luas dengan dua pihak, yaitu para klien dan pihak ketiga.
-          Liability to Clients
Seorang CPA berada dalam hubungan kontrak langsung dengan klien. Dengan menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor independen. Ciri khas suatu perikatan audit adalah anggapan bahwa audit akan dilakukan dengan standar profesional yaitu, standar auditing yang berlaku umum (GAAS), kecuali kontrak menyebutkan kalimat lain yang berarti sebaliknya. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hukum kontrak atau tort law (hukum yang mengatur tentang tuntutan ganti rugi).

AUDITOR’S RESPONSIBILITIES AND REPORTS

A.      Fundamental Underlying Financial Statement Audits
-       Relationship between Accounting and Auditing
Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat, mengelompokkan, dan melaporkan kejadian-kejadian yang mempengaruhi perusahaan dalam laporan keuangan. Sedangkan audit meliputi mengumpulkan bukti-bukti yang diperoleh secara logis dan ssurance bahwa laporan keuangan tersebut disajikan dengan jujur dalam semua respek material.
-       Verifiability, Professional Judgment, and Fair Presentation
Prinsip Dasar Laporan Keuangan:
1.    Verifiability (dapat diferifikasi)
2.    pernyataan yang profesional
3.    penyajian yang benar
Akuntansi membutuhkan aplikasi pernyataan profesional yang signifikan, dan impresiasi dalam akuntansi memimpin impresiasi dalam kemampuan untuk memferifikasi penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, Auditor hanya mencari dasar untuk membuktikan dan memberikan pendapat tentang benar atau tidaknya laporan keuangan tersebut.