Saturday, December 7, 2013

AUDIT SAMPLING

Nature and Purpose of Audit Sampling
Audit sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% item-item yang berkaitan dengan saldo akun atau kelas transaksi sedemikian rupa sehingga semua item tersebut (unit sampling) memiliki kesempatan untuk dipilih. Dengan menggunakan audit sampling, auditor dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit tentang karakteristik dari populasi di mana sampel tersebut diambil.

Uncertainty and Audit Sampling
Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua risiko audit, yaitu :
a.       Risiko pengendalian
b.      Pengujian rincian risiko
Sampling audit dalam pengujian memberikan informaasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko.


Sampling Risk and Nonsampling Risk
Risiko sampling adalah risiko karena kesimpulan yang diambil berdasarkan sampel, berbeda dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan keseluruhan populasi bila atas sampel dan populasi tersebut diterapkan prosedur audit yang sama. Dengan kata lain, risiko sampling adalah risiko di mana auditor mengambil kesimpulan yang salah tentang populasi karena sampel yang diperiksa tidak mewakili populasi tersebut. Dalam melakukan pengujian pengendalian jenis risiko sampling berikut dapat terjadi :
a.         Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah
b.         Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi
Sedangkan dalam melakukan pengujian substantif risiko sampling yang mungkin terjadi :
a.       Risiko kesalahan penerimaan
b.      Risiko kesalahan penolakan
Risiko nonsampling menunjukkan bagian risiko audit yang tidak disebabkan oleh pengujian hanya pada sebagian data. Sumber-sumber risiko nonsampling meliputi :
a.       Kesalahan manusia
b.      Penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan audit
c.       Salah menginterpretasikan hasil sampel
d.      Kepercayaan pada informasi yang salah diterima dari pihak lain

Nonstatistical and Statistical Sampling
Teknik sampling nonstatistik (Non Statistical Sampling) mengacu pada penggunaan teknik sampling dalam keadaan di mana auditor mengandalkan pada penilaiannya sendiri dalam menentukan:
a.         Berapa besar sampel yang harus diambil;
b.         Item-item yang mana dari populasi yang harus dipilih;
c.         Apakah diterima atau tidak keandalan populasi berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan unit sampel.
Non statistical sampling ini memiliki keuntungan :
a.         Lebih cepat dan lebih murah dalam aplikasinya.
b.         Memungkinkan auditor untuk memasukkan ke dalam prosedur sampling penyisihan/cadangan untuk faktor-faktor dari hasil tahapan audit sebelumnya, contohnya hasil dari pemahaman atas pengendalian intern auditan.
Kelemahan metode non statistical sampling :
a.         Metode ini tidak menyediakan perhitungan risiko sampling
b.         Penilaian auditor harus dapat dipertanggungjawabkan, dan kesimpulan yang diambil berkaitan dengan sampel dapat sulit dipertahankan.
c.         Selanjutnya ketika menggunakan judgmental sampling adalah hal yang sulit untuk tidak menghasilkan bias berkaitan dengan ukuran sampel, item yang dipilih dan kesimpulan yang diambil atas  populasi.
Teknik sampling statistic (Statistical Sampling) mengacu pada penggunaan teknik sampling yang menggunakan teori probabilitas untuk membantu dalam menentukan:
a.         Berapa besar sampel yang seharusnya;
b.         Apakah menerima atau tidak keandalan populasi berdasarkan dari hasil yang diperoleh dari pemeriksaan unit sampel.
Harus dicatat bahwa ketika menggunakan statistical sampling, unit sampel harus dipilih secara acak. Metode sampling ini memiliki 3 (tiga) keuntungan penting daripada judgmental sampling yaitu:
a.         Tidak bias;
b.         Unsur-unsur dari sampling dapat dipertanggungjawabkan dan
c.         Dapat dipertahankan apabila dipermasalahkan
Statistical sampling memiliki beberapa kekurangan seperti :
a.         Lebih sulit dan lebih mahal dalam pengaplikasiannya bila dibandingkan judgmental sampling.
b.         Selanjutnya, secara umum hanya entitas besar yang memiliki populasi yang cukup besar secara merata untuk pengaplikasian secara penuh dari metode statistical sampling. Karena adanya kekurangan tersebut, auditor sering menerapkan metode statistical sampling yang dimodifikasi.

Framework for Audit Sampling fot Test of Control
1.      Determine the objectives of the test of controls
2.      Determine procedures to evaluate internal controls
3.      Make a decision about the audit sampling technique
4.      Define the population and sampling unit
5.      Use professional judgment to determine sample size
6.      Select a representative sample
7.      Apply audit procedures
8.      Evaluate the sample results
9.      Document conclusions

Framework for Audt Sampling for Substantive Tests
1.      Determine the objectives of the substantive test
2.      Determine the substantive audit procedures to perform
3.      Make a decision about the audit sampling tehnique
4.      Define the population and sampling unit
5.      Use professional judgment and statistical methods to determine sample size
6.      Select a representative sample
7.      Apply audit procedures
8.      Evaluate the sample results
9.      Document conclusions

Statistical Sampling for Tests of Controls
Tahapan-tahapan dalam rencana sampling statistik untuk pengujian pengendalian adalah sebagai berikut :
a.         Menentukan tujuan audit
b.         Merumuskan populasi dan unit sampling
c.         Menetapkan atribut-atribut
d.        Menentukan ukuran sampel
e.         Menentukan metoda pemilihan sampel
f.          Melaksanakan rencana sampling
g.         Mengevaluasi hasil sampel

Mean per Unit Sampling
Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Rerata dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam popualsi sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi. Tujuan suatu rencana sampling MPU bisa untuk (1) mendapatkan bukti bahwa saldo rekening menurut catatan adalah tidak salah saji secara material, (2) mengembangkan suatu estimasi independen tentang suatu jumlah, apabila tidak tersedia buku berdasarkan catatan.

Nonstatistical Sampling for Substantive Tests
Perbedaan besar antara sampling statistik dan sampling nonstatistik adalah dalam tahapan-tahapan penentuan ukuran sampel dan evaluasi atas hasil sampel. Sampling statistik lebih obyektif, sedangkan nonstatistik lebih subyektif.
a.       Menentukan Ukuran Sampel
Agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat atas sampel yang ukurannya ditetapkan melalui pertimbangan subyektif, auditor bisa menggunakan table statistik, walaupun hal itu tidak merupakan keharusan.
b.      Evaluasi Hasil Sampel
Dalam sampling non statistik auditor harus (1) memproyeksi salah saji yang dijumpai dalam sampel ke populasi, dan (2) mempertimbangkan risiko sampling dalam mengevaluasi hasil sampel. Ada dua metode yang lazim digunakan untuk memproyeksi salah saji dalam sampling nonstatistik yaitu:
1.         Membagi jumlah total rupiah salah saji dalam smapel dengan bagian dari total rupiah dalam populasi yang termauk dalam sampel.
2.         Mengalikan rata-rata selisih antara nilai audit dengan nilai buku dari unsur-unsur sampel dengan jumlah unit dalam populasi.

Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan untuk risiko sampling untuk tingkat risiko keliru menerima dan risiko keliru menolak tertentu. Perbandingan antara jumlah dan besarnya salah saji dalam sampel dengan salah saji diharapkan juga berguna dalam menetapkan risiko sampling. Apabila hasil sampel nonstatistik tidak menunjukkan tanda mendukung nilai buku, maka auditor bisa (1) memeriksa tambahan unit sampel dan melakukan evaluasi ulang, (2) menerapkan prosedur pengauditan alternatif dan melakukan evaluasi ulang. Seperti halnya dalam sampling statistik sebelum sampai pada pengambilan kesimpulan keseluruhan, auditor harus melakukan penilaian kualitatif mengenai karakteristik salah saji.

No comments:

Post a Comment