Saturday, December 7, 2013

HARGA POKOK VARIABEL

Variable costing adalah  metode penentuan harga pokok produk yang hanya membebankan  biaya variableke produk. Tujuan variable costing :
1.    Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya volume laba untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
2.    Memudahkan manajemen mengendalikan kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu didalam perusahaan.
Metode variable costing bermanfaat bagi pihak internal dan pihak eksternal. Manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak internal yaitu :
1.    Perencanaan laba jangka pendek
Informasi biaya yang dihasilkan dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan laba jangka  pendek, karena biaya yang terjadi dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Perencanaan laba jangka pendek dilakukan pada saat penyusunan anggaran. Dalam jangka pendek biaya tetap biasanya tidak berubah sehingga informasi yang dihasilkan tidak memiliki dampak terhadap hasil penjualan dan biaya variable yang digunakan untuk menghitung laba. Dengan adanya pemisahan antara biaya tetap dan biaya variable, pihak manajemen perusahaan dapat melakukan analisis antara biaya, volume dan laba.
2.    Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan, metode ini sangat relevan untuk digunakan karena biaya yang dilaporkan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Sehingga keputusan yang dihasilkan lebih tepat.
3.    Pengendalian biaya
Informasi biaya yang dihasilkan metode ini dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan biaya atau tidak dari rencana biaya yang telah ditetapkan. 

Sedangkan untuk pihak eksternal adalah :
1.      Penentuan harga pokok persediaan
2.      Penentuan laba

Perbedaan metode variable costing dan metode full costing dalam penyajian laporan laba rugi :
1.      Variable costing : seluruh biaya overhead tetap yang terjadi dalam periode tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi periode tersebut sehingga akan mengurangi pendapatan periode tersebut.
2.      Full costing : biaya overhead tetap yang dilaporkan dalam laporan laba rugi hanya biaya  overhead tetap produk yang telah terjual pada bersangkutan.

Metode variable costing juga memiliki kelemahan, antara lain :
1.      Pemisahan biaya ke dalam biaya variable dan biaya tetap sulit dilakukan karena jarang ada biaya yang benar-benar tetap atau benar-benar variable. Biaya yang terjadi dalam jangka panjang semuanya berperilaku variable.
2.      Metode variable costing lebih cocok digunakan hanya untuk kepentingan pihak intern perusahaan saja, sedangkan untuk kepentingan pihak ekstern perusahaan lebih cocok digunakan metode full costing.
3.      Kurang cocok digunakan di perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, karena akan menyajikan kerugian yang berlebihan pada satu periode dan laba yang tidak normal pada periode lainnya.
4.      Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk analisis keuangan.

Untuk mengubah laporan laba rugi metode variable costing ke dalam laporan laba rugi full costing, diperlukan tiga langkah perubahan berikut ini :
1.      Persediaan awal produk dalam proses dan persediaan awal produk jadi ditambah harga pokoknya dengan biaya overhead pabrik tetap. Untuk itu perlu diketahui jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam periode akuntansi sebelumnya. Jumlah ini dibagi dengan dasar pembebanan akan diperoleh biaya overhead pabrik tetap per unit dasar pembebanan. Biaya overhead pabrik tetap per unit ini dikalikan dengan kuantitas dasar pembebanan yang terdapat dalam persediaan awal akan diperoleh tambahan harga pokok persediaan awal.
2.      Biaya produksi menurut metode variable costing yang semula hanya membebankan biaya produksi variable saja perlu di-adjust dengan menambahkan biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya.

3.      Persediaan akhir produk dalam proses dan persediaan akhir produk jadi ditambah harga pokoknya dengan biaya overhead pabrik tetap. Untuk itu biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya yang terjadi dalam periode akuntansi sekarang dibagi dengan dasar pembebanan untuk menghitung biaya overhead pabrik tetap per unit dasar pembebanan. Biaya overhead pabrik tetap per unit ini dikalikan dengan kuantitas dasar pembebanan yang terdapat dalam persediaan akhir akan diperoleh tambahan harga pokok persediaan akhir.  

No comments:

Post a Comment