Saturday, December 7, 2013

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
-          Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah sebagai berikut :
a.       Bukti penerimaan uang
b.      Pradaftar
c.       Lembar penghitungan kas
d.      Ikhtisar kas harian
e.       Slip deposi yang disahkan
f.       File transaksi penerimaan kas
g.      Jumlah penerimaan kas
-          Fungsi-fungsi

Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit, termasuk subfungsi berikut :
a.       Menerima penerimaan kas, yaitu melalui :
1.      Penerimaan melalui kasir/Over the Counter Receipts
2.      Penerimaan melalui pos/Mail Receipts
b.      Menyetorkan kas ke bank
c.       Mencatat penerimaan kas
-          Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penerimaan Kas
            Sebagaimana telah dicatat sebelumnya ketika membahas sistem penjualan kredit, terdapat juga beberapa sistem pemrosesan penerimaan kas.
-          Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Banyak prosedur  pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas merupakan pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang terprogram. Auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.
                                                                                                                             
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi :
a.       Pemberian potongan tunai
b.      Pemberian retur  penjualan dan pengurangan harga
c.       Penentuan piutang tak tertagih
Aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi dan mencakup hal-hal berikut ini :
a.       Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
b.      Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur.
c.       Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat.
d.      Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas.
Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan, maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji semacam itu.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA
-          Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Risiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, faktor-faktor  yang berkaitan dengan penilaian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha. Penilaian risiko inheren yang direncanakan, rissiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pengujian rincian yang tepat dan tingkat pengujian substantif terkait yang direncanakan, yang ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk setiap asersi.
-          Prosedur Awal
Penting untuk memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan yang akan mempengaruhi total pendapatan dan marjin kotor. Prosedur awal yang penting untuk memverivikasi piutang usaha dan akun penyisihan terkait adalah menelusuri saldo awal perode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya.
-          Prosedur Analitis
Tujuan auditor dalam melaksanakan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor perusahaan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastiksn bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
-          Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda. Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi pendapatan belum tertagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki risiko salah saji yang lebih tinggi daripada yang telah tertagih. Terdiri dari :
a.       Memvouching catatan piutang ke transaksi pendukung
b.      Melakukan pengujian pisah batas untuk penjualan dan retur penjualan
c.       Melakukan pengujian pisah batas atas penerimaan kas
-          Pengujian Rincian Saldo
Dua bidang utama dari prosedur  dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini yaitu :
a.       Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif adalah :
1.      Prosedur audit yang berlaku umum
2.      Formulir konfirmasi
3.      Penentuan waktu dan luas permintaan konfirmasi
4.      Pengendalian atas permintaan konfirmasi
5.      Disposisi pengecualian
6.      Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab
7.      Memeriksa penagihan berikutnya
8.      Memvouching faktur-faktur terbuka yang berisi saldo
9.      Mengikhtisarkan dan mengevaluasi hasil
10.  Aplikabilitas asersi
b.      Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Pengujian saldo ini meliputi :
1.      Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan menjumlah ke samping neraca saldo umur piutang usaha serta mencocokkan totalnya dengan saldo buku besar .
2.      Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umum dalam neraca saldo.
3.      Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh tempo.
4.      Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan secara keseluruhan.
5.      Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.

JASA BERNILAI TAMBAH
Standar audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan auditor untuk melakukan jasa bernilai tambah. Akan tetapi, banyak auditor mengembangkan spesalisasi industri sehingga mereka dapat memahami kecenderungan industri dan mengidentifikasi dengan lebih baik risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan yang tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas. Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolok ukur atas kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri itu. Sebagai contoh, auditor dapat membicarakan apakah :
a.       Perusahaan telah secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan berdasarkan rasio penjualan terhadap total aktiva.
b.      Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga menghabiskan arus kas.
c.       Perusahaan telah secara tepat menetapkan risiko yang berkaitan dengan perubahan atau kedewasaan pasar.

d.      Perusahaan telah sukses membuat inovasi produk baru di pasaran dan menikmati persentase pendapatan yang tinggi dari produk baru tersebut, relatif terhadap persaingan.

No comments:

Post a Comment