Konsep Dasar Manajemen Kompensasi
Kompensasi merupakan komponen penting dalam penciptaan suatu manajemen yang
efektif dan kondusif. Kompensasi adalah bagian dari manajemen. Sistem
kompensasi yang baik dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
keberhasilan bisnis. Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan
sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi juga
merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis.
Tujuan manajemen Kompensasi secara umum tujuan kompensasi adalah untuk
membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan
menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal. Tujuan manajemen
Kompensasi;
1.
Memperoleh SDM yang berkualitas
2.
Mempertahankan Karyawan yang ada
3.
Menjamin Keadilan
4.
Penghargaan terhadap perilaku yang
diinginkan
5.
Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan
6.
Mengendalikan Biaya
7.
Mengikuti aturan hokum
8.
Memfasilitasi Pengertian
9.
Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Peranan Kompensasi Bagi Manajemen
Kompensasi bagi manajemen terdiri dari gaji, bonus, dan fasilitas, yang
diberikan kepada manajemen sebagai imbalan terhadap waktu, tenaga, dan fikiran
yang dicurahkannya kepada perusahaan.kompensasi dapat dibedakan menjadi dua:
kompensasi resmi (kompensasi yang diberikan oleh perusahaan) dan kompensasi
tidak resmi (kompesasi yang diterima dari rekan kerja, misalnya, pengakuan
tentangkehebatannya. Kompensasi yang diatur secara taktis dapat membantu
timbulnya keselarasan tujuan antara manajemen dengan pemilik. Selain itu
kompensasiyang menarik juga berperan dalam usaha merekrut tenaga yang cakap,
karena tenaga yang cakap mengingikan kompensasi yang tinggi. Peranan kompensasi
yang lain adalah untuk mempertahankan tenaga yang cakap. Kalau kompensasi tidak
diusahakan menarik, maka besar kemungkinannya manajemen akan pergi keperusahaan
lain yang kompensasinya menari.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Kompensasi atau juga disebut dengan remuneration dapat saja berbentuk
financial dan nonfinansial yang pada intinya adalah penghargaan atas jasa
seorang pegawai pada organisasinya. Komponen-komponen kompensasi: Upah, Gaji,
Insentif, dan fringe benefit.
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi :
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi :
- Kebenaran dan keadilan; pemberian kompensasi
disesuaikan dengan kemampuan, kecakapanm pendidikan dan jasa yang telah
ditunjukkan kepada organisasi. Dengan demikian setiap pegawai dapat
merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya.
- Dana organisasi; suatu organisai dalam memberikan
kompensasi kepada pegawainya harus disesuaikan dengan kemampuan dana yang
dimiliki oleh organisasi tersebut. Olehkarena itu organisasi harus dapat
menghimpun dana sebanyak mungkin melalui prestasi kerja yang ditunjukkan
oleh para pegawai. Sehingga dengan prestasi yang terus meningkat maka
organisasi akan mendapatkan banyak keuntungan.
- Serikat Karyawan; serikat karyawan merupakan
symbol kekuatan karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu
mendapatkan perhatian. Serikat karyawan yang ada pada suatu organisasi
akan berfungsi sebgai alat kontrol dalam penetapan kompensasi.
- Produktifitas kerja; semakin tingginya tingkat produktifitas
seorang pegawai maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi organisasi
untuk memberikan kompensasi. Karena produktifitas merupakan salah satu
indikator prestasi kerja pegawai.
- Biaya hidup; organisasi juga harus memperhatikan
biaya hidup karyawan beserta keluarganya. Artinya perlu adanya penyesuaian
pemberian kompensasi dengan biaya hidup. Namun demikian ini merupakan hal
yang cukup sulit untuk menentukan biaya hidup seseorang. Ini disebabkan
oleh sifatnya sangat relative, oleh karena itu perlu sangat sulit untuk
menentukan hidup yang layak tersebut.
- Pemerintah; selaku pengayom masyarakat perlu ikut
campur dalam penentuan kompensasi bagai seorang pekerja. Pemerintah harus
membuat peraturan dan perundang-undangan untuk dlaam menentukan
kompensasi.
Prinsip – Prinsip dalam Penerapan
Manajemen Kompensasi
Keterkaitan kompensasi dengan kinerja karyawan sangatlah siginifikan.
Semakin tinggi kompensasi semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan;
ceteris paribus. Derajat kepuasan yang semakin tinggi akan semakin
meningkatkan motivasi karyawan dalam meraih kinerja yang tinggi. Jika
dikelola dengan baik, kompensasi membantu perusahaan untuk mencapai tujuan
dalam memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan optimum. Sebaliknya
tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada tidak saja mengekspresikan diri
mereka dalam bentuk protes keras dan mogok kerja, tetapi juga sangat mungkin
meninggalkan perusahaan. Pertanyaannya mengapa tidak semua perusahaan mampu
memberikan kepuasaan maksimum kepada karyawannya. Dalam penerapannya maka
manajemen kompensasi memiliki prinsip-prinsip :
- Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan
pendapatan dalam perusahaan;
- Setiap pekerjaan karyawan dinilai melalui proses
evaluasi pekerjaan dan kinerja;
- Mempertimbangkan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan; dan
- Sistem kompensasi yang baru harus dapat
membedakan karyawan yang berprestasi baik dan tidak dalam golongan gaji
yang sama.
Agar tujuan perusahaan dan harapan serta aspirasi individual terujud sesuai
harapan maka dalam sistem penghargaan atau kompensasi, yang idealnya
merupakan kesepakatan pihak manajemen dan karyawan, perusahaan perlu
menyediakan kebijakan yang meliputi :
- Tingkat kompensasi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup layak karyawan;
- Keadilan dengan pasar kerja eksternal;
- Keadilan internal sesuai dengan kondisi
perusahaan;
- Perlakuan pada individu karyawan dan perusahaan
berada dalam keseimbangan atau win-win result; dan sosialisasi
dan internalisasi manajemen kompensasi ke seluruh karyawan (manajemen dan non-manajemen)
untuk memperkecil konflik.
Untuk menjembatani jurang antara kepentingan perusahaan di satu pihak dan
pihak lain kepentingan karyawan maka perusahaan perlu menerapkan manajemen
kompensasi yang layak. Maksudnya adalah untuk membantu perusahaan dalam
mencapai tujuan strategi bisnisnya dan menjamin terjadinya keadilan kompensasi
berbasis pertimbangan faktor-faktor internal dan eksternal. Keadilan internal
menjamin bahwa permintaan posisi kompensasi (finansial dan non-finansial)
seperti gaji dan upah serta kualifikasi seseorang dalam bidangnya yang lebih
tinggi akan dipenuhi sesuai dengan perilaku dan kinerjanya. Dan ini tentunya
juga dengan mempertimbangkan faktor eksternal yang menjamin bahwa
pekerjaan-pekerjaan bakal dikompensasi secara adil dengan membandingkannya
dengan pekerjaan yang sama di pasar kerja.
Penerapan Manajemen
Kompensasi yang Adil dan Efektif
Keadilan di dalam manajemen kompensasi dikenal dengan istilah equity
theory. Organisasi memberikan kompensasi kepada pegawainya adalah dengan tujuan
untuk memotivasi pegawainya agar dapat bekerja lebih baik. Organisasi tidak
hanya harus memiliki system yang wajar dan adil, tetapi lebih dari pada itu
system tersebut harus dijelaskan kepada pegawainya. Adapun keadilan di dalam
manajemen kompensasi yaitu; External Equity dan Internal Equity.
External Equity adalah yang berhubungan dengan gaji yang mereka terima
serupa dengan pasar tenaga kerja di mana mereka bekerja. External Equity ini
adalah membandingkan pegawai yang serupa diantara organisasi yang sebanding.
Dua syarat untuk membandingkan yang harus dipenuhi 1) pegawai yang dibandingkan
harus sama dan serup, 2) organisasi yang diurvey sebaiknya serupa,baik dari
ukuran, bidang, misi, sektor.
Apakah sistem kompensasi yang adil merupakan keharusan. Jika organisasi
ingin bergerak dengan kemampuan sepenuhnya yang digerakkan oleh
individu/manusia didalamnya, sistem kompensasi yang adil sudah harus menjadi
keharusan/kewajiban utama. Apa saja yang bisa diperoleh organisasi dengan
sistem kompensasi yang adil. berikut adalah keuntungannya :
- Sistem kompensasi yang didisain dengan adil dan
baik, memberikan dampak positif dalam efisiensi dan hasil kerja setiap
karyawan/individu didalamnya.
- Sistem kompensasi yang adil mendorong karyawan
untuk memberikan kinerja melebihi standar normal
- Sistem kompensasi yang adil membantu proses
evaluasi jabatan (Job Evaluation), yang lebih realistis dan dapat dicapai
(achievable).
- Sistem kompensasi tersebut mampu diaplikasikan ke
dalam setiap tingkat jabatan di dalam organisasi
- Sistem memberikan keseimbangan kerja dan
kehidupan(work-life balance). Sistem tidak memberikan hukuman kepada
karyawan untuk sesuatu yang diluar kendali, dan juga tidak akan
mengeksploitasi karyawan.
- Sistem kompensasi akan meningkatkan moral kerja karyawan,
produktifitas dan kerjasama antar karyawan, selain memberikan kepuasan
kepada karyawan.
- Sistem kompensasi yang adil membantu manajemen
dalam memenuhi dan menghadapi aksi karyawan.
- Sistem kompensasi yang adil membantu penyelesaian
yang memuaskan kedua pihak bila terjadi selisih antara serikat pekerja dan
manajemen.
- Sistem kompensasi yang adil memberikan dorongan
dan kesempatan bagi karyawan untuk berkinerja dan memberikan hasil lebih
baik dari sebelumnya.
Internal Equity adalah keseimbangan antara masukan yang dibawa individu
dalam sebuah sistem kepegawaian dengan hasil yang dicapai. Masukan pegawai
dapat berupa; pengalaman, pendidikan, keahlian, upaya & waktu kerja.
Sedangkan keluaran berupa; gaji, tunjangan, pengakuan, dan imbalan. Internal
Equity juga berarti tingkat gaji yang patut/pantas dengan nilai pegawai
internal bgai suatu organisasi. Intinya adalah system kepegawaian di dalam
suatu organisasi. Sistem Kompensasi sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
1.
Bersaing (competitive)
2.
Mengakui karyawan sebagai “Income
Producing Assets”
3.
Jangan terpengaruh oleh praktek akuntansi
yang menganggap gaji dan upah sebagai “liabilities”
4.
Kompensasi harus mendukung manajemen
produktivitas
5.
“Payroll Cost” harus dikelola dan
dikaitkan dengan keberhasilan bisnis
6.
Diketahui perincian pembayaran kempensasi
sebagai:- Direct cost - Opportunity cost: profit sharing- Investment Return:
insentive bagi karyawan yang melebihi standar- Cost Reduction Spending:
pembayaran “Performance Award” yang lebih rendah dari “Performance
Improvement”.
Posisi kompensasi dalam membangun perusahaan yang sehat selalu berada pada
kondisi yang rumit. Artinya jika dilihat dari besarannya hampir mungkin
karyawan tidak pernah mengatakan manfaat kompensasi yang diterimanya sudah
maksimum. Selalu dikatakan derajat kepuasaan yang diperolehnya sekedar dalam
rentang kurang sampai cukup puas atau pas-pasan. Di sisi lain perusahaan tidak
mudah untuk segera memenuhi kebutuhan karyawan yang semakin besar dan
bervariasi. Persoalannya terletak pada pertimbangan penentuan kompensasi yang
tidak sederhana dan mudah diputuskan. Penentuan besaran kompensasi sangat
dipengaruhi kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kondisi kesehatan
finansial dan profitabiliti perusahaan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam
memberi kompensasi yang layak. Selain itu juga sangat dipengaruhi oleh
tekanan-tekanan luar seperti peraturan pemerintah, pasar kerja, pasar komoditi,
krisis ekonomi global, dan tantangan kompensasi internasional. Melihat keuntungan besar dari
sistem kompensasi yang adil seperti uraian diatas, maka sudah menjadi keharusan
bagi organisasi, baik skala kecil sampai besar untuk dapat menerapkan sistem
kompensasi yang adil bagi karyawannya.
No comments:
Post a Comment