NATURE OF EXPENSE
Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka
menciptakan pendapatan disebt dengan biaya. FASB (1980)mendefinisikan sebagai
berikut:
Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva
atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang
berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaa (beban) sebagai berikut:
Beban(expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengkibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal (pararap 70).
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva
atau kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s
equity) sebagai akibat pemakaian barang atau jasa oleh suatu unit usaha
untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
BIAYA DAN RUGI (LOSSES)
Atas dasar definisi biaya diatas dapat dikatakan bahwa yang termasuk biaya
hanya cost yang benar-benar dikorbankan untuk menghasilkan
pendapatan. Penggunaan aktiva atau pengurangan cost aktiva
yang tidak berkaitan dengan proses memperoleh pendapatan seharusnya
dikelompokan sebagai rugi (losses). Memang rugi dan biaya merupakan
perubahan-perubahan yang relevan, yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
laba perusahaan. Akan tetapi, hanya biaya yang harus ditandingkan dengan
pendapatan pada periode terjadinya. Agar pemakai laporan keuangan mendapatkan
tambahan informasi yang lebih lengkap, rugi dapat disertakan dalam laporan rugi
laba sebagai penentu besarnya laba komprehensif. Rugi sebaiknya disajikan
terpisah dari biaya. Koreksi terhadap besarnya biaya periode terdahulu, tiak
dapat diperlakukan sebagai rugi. Koreksi tersebut harus diklasifikasikan secara
terpisahsebagai “koreksi kesalahan periode sebelumnya”.
Dari definisi yang terdapat dalam konsep dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan, IAI (1990) tidak memisahakan biaya
dengan rugi. Jadi semua potensi jasa baik yang digunakan secara langsung
ataupun tidak langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. IAI
(1990) bahkan secara spesifik menyebutkan hal tersebut seperti yang tertulis
pada paragrap 78 berikut ini “Kerugian termasuk dalam kelook beban”.
MATCHING CONCEPT
Konsep penadungan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendatan
merupakan hasil yang dituju perusahan, semantara cost yang
dikeluarkan untuk memproleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan
perusahaan . dengan demikian , pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang
diperkirakan telah menghasilkan pendapatan tersebut, agar dihasilkan besarnya
laba yang tepat
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya
mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi
oleh akuntan. Masalah tersebut tidak hanya menyangkut penantuan aktiva/jasa
yang benar-benar telah dipakai, akan tetapi juga menyangkut perhitungan
besarnya nilai-nilai aktiva atau jasa yang telah digunakan. Paton dan Littleton
(1940, P. 71) mengungkapkan:
Masalah utama dalam memandingkan pendapatan dan biaya
adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan
biaya berhubungan lansung dengan pendapatan tersebut………Hubungan fisik yang
dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan membebankannya.
Meskipun demikian harus bahwa dengan melihat kondisi yang ada, dasar
perbandingan yang paling penting adalah kelayakan(resonablenses), bukan
pengukuran fisik.
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Dasar paling ideal untuk menandingkan biaya dengan pendapatan adalah
hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas
dasar pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa
tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam
proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. Oleh karena itu dasar
penandingan ini sering disebut dengan penandingan langsung (direct or
product matching ). Contoh dari biaya yang dapat ditandingkan dengan
dasar penandingan langsung adalah biaya komisi penjualan, gaji dan upah, serta
cost barang terjual(cost of goods sold).
Dasar penandingan ini sesuai dengan konsep upaya dan hasil sepertiyang di
ungkapkan oleh Patton dan Littleton (1990). Atas dasar pengamatan fisik dan
pengamatan kejadian, jelas terlihat bahwa pendapatan tidak akan terjadi apabila
tidak ada penyerahan barang dan jasa.
CRITICISMS OF MATCHING
Konsep penandingan merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam
kerangka akuntansi konvensional. Menandingkan biaya dengan pendapatan sama
halnya dengan menandingkan upaya dan hasil. Kegiatan usaha merupakan suatu
aliran cost yaitu suatu aliran yang pada akhirnya kan menghasilkan pendapatan.
Meskipun konsep penandingan merupakan hal yang umum diterapkan dalam akuntasni
konvensional, namun dalam pelaksanaannya masih diwarnai dengan berbagai
pertentangan. Ada beberapa kritik yang ditujukan terhadap konsep matching di
antaranya sebagai berikut:
-
Bukti Obyektif
Konsep penandingan memerlukan pertimbangan yang tepat dalam menentukan
besarnya cost yang akan dibebankan pada periode sekarang atau masa mendatang.
Dalam pengakuan pendapatan, bukti obyektif merupakan sarat utama yang harus
dipenuhi. Namun demikian, bukti obyektif tersebut kurang begitu diperhatikan
dalam pengakuan biaya. Pengakuan biaya lebih di dasarkan pada masalah rasional
dan kelayakan daripada bukti yang obyektif.
-
Evaluasi Terhadap Konsep Matching
Hubungan sebab akibat merupakan tahap terbaik untuk menadingkan biaya
dengan pendapatan. Meskipun prosedur ini rasional, tetapi sulit diterapkan dalam
praktek. Alasan utama terletak pada konsep cost attach yang
merupakan pendukung utama hubungan sebab akibat.hubungan sebab akibat
sebenarnya tidak mungkin untuk diterapkan, karena konsep cost attach tidak
memilki alasan/argument yang kuat. Dalam situasi tertentu, konsep cost attach
tidak dapat menunjukkan dasar hubungan sebab akibat sebagai dasar hubungan
pembebanan yang benar-benar meyakinkan. Oleh karena itu, akuntan tidak
menghubungkan secara langsung biaya dengan pendapatan, tetapi atas interval waktu.
Cost akan dibebankan sebagai biaya bila cost tersebut menghasilkan
pendapatan pada periode yang sama. Hubungan sebab akibat memiliki implikasi
bahwa jumlah rupiah pendapatan tertentu harus dihubungkan dengan jumlah rupiah.
Apabila suatu aktiva memiliki suatu manfaat lebih dari satu periode akuntansi
dan dasar penandingan hubungan sebab akibat tidak dapa diterapkan, maka cost
aktiva dapat dialokasikan dalam periode-periode secara sistematis.
No comments:
Post a Comment