Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva
merupakan analogi dari tujuan pusat laba, yaitu :
1.
Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat
keputusan yang bagusmengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para
manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
2.
Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu
entitas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan
alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dengan EVA – dua cara dalam
mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan – yang paling menarik adalah
seberapa baiknya alternatif – alternatif tersebut melayani kedua tujuan di atas
untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran
kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Umumnya para manajer unit usaha
memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka harus menghasilkan laba yang
mencukupi dari sumber daya yang digunakan. Kedua, mereka dapat menggunakan
sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat
pengambilan yang memadai. (Sebaliknya, mereka harus menghentikan penggunaan
aktiva jika laba tahunan yang diperkirakan harus menghentikan penggunaan aktiva
jika laba tahunan yang diperkirakan dari penggunaan aktiva tersebut lebih
rendah daripada kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya). Tujuan dari menghubungkan
laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna
mencapai sasaran –sasaran tersebut di atas.
Mengukur Aktiva yang digunakan
-
Kas
Hampir semua perusahaan
mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan
penggunaan saldo ka sang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang
saldo kas yang dibutuhkannya unuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas
masuk dan arus kas keluar. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit usaha
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit
usaha merupakan suatu perusahaan independent. Oleh karena itu, banyak perusahaan
yang menggunakan rumus untuk menghitung kas yang akan dimasukkan dalam dasar
investasi.
-
Piutang
Memasukkan unsur piutang pada harga
jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan.
Suatu phak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang
adalah hanya sebesar harga pokokk penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang
memuaskan atas investasi ini mugkin sudah mencukupi. Dilain pihak, adalah
mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat mnginvestasikan kembali uang
yang diperoleh dari piutang, dan karena itu, piutang harus dimasukkan pada harga
jualnya. Yang biasanya dilakukan adalah mengambil alternative yang lebih sederhana
yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi
penyisihan atas piutang tak tertagih. Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan
kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung berdasarkan rumus.
Rumus ini harus konsisten dengan periode pembayaran normal.
-
Persediaan
Persediaan biasanya dicatat pada
jumlah akhir periode meskipun rata-rata antarperiode lebih baik secara konsep.
Jika perusahaan menggunakan (last in, first out- LIFO) untuk tujuan
akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk
pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah
pada periode terjadinya inflasi. Jika persediaan barang dalam proses
(work-in-process) didanai melalui pembayaran dimuka (advance payment) atau
pembayaran cicilan (progress payment) dari konsumen, seperti yang biasa
terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran
tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor (gross inventory amounts),
atau dilaporkan sebagai kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha
dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian
persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha.
-
Modal Kerja secara Umum
Perlakuan atas modal kerja sangat
bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke
dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode
tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit usaha tidak
dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut
menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat yang diperlukan untuk
mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, seringkali
dengan biaya bunga sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar
dapat dikurangkan dari aktiva lancar.
-
Properti, Pabrik, dan Peralatan
Dalam akuntansi keuangan, aktiva
tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan,dan biaya ini dihapuskan sepanjang
umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan
pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit
usaha. Hal ini menyebabkan pemasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut
untuk tujuan yang dimaksudkan. Adapun permasalahan tersebut yaitu berupa :
1. Akuisisi
peralatan baru
2. Nilai buku
kotor
3. Disposisi
aktiva
4. Penyusutan
Anuitas
5. Metode
penilaian yang lain
-
Aset-aset yang disewagunausahakan
Banyak perjanjian sewa guna usaha
merupakan perjanjian dana yatu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif
untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang
dan modal. Sewa guna usaha finansial (yaitu sewa guna usaha jangka panjang yang
setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang dan
dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh
kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasnya diberlakukan pada
kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.
-
Aktiva yang Menganggur
Suatu unit usaha memiliki aktiva
yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit
usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari
dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer
unit usaha guna melepas aktiva mengaggur ke unit lain yang mungkin
memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit
lain, maka pemberian izin untuk menjual atau mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan
tindakan-tindakan yang disfungsional.
-
Aktiva Tidak Berwujud
Ada keuntungan dalam
mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D dan pemasaran, serta
kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya. Metode tersebut akan
mengubah cara manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini. Dengan
menghitung aktiva semacam ini sebagai investasi jangka panjang, unit usaha akan
memperoleh manfaat janga pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas
pengeluaran
untuk pos tersebut.
-
Kewajiban Tidak Lancar
Suatu unit usaha menerma modal
permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari
pemberi pinjaman, investor modal, dan laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah
total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari
mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam situasi yang tidak lazim,
pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit usaha
itu sendiri.
-
Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan
tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge).
Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan
dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan
modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif tersebut ditetapkan
di bawah estimasi modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada
di atas nol.
-
Survei-survei Praktek
Kebanyakan perusahaan memasukkan
unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih.
Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva
tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan
laporan keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi
tersebut.
EVA Versus ROI
Ada tiga keuntungan dari ROI :
a.
ROI merupakan pengukuran yang komperehensif dimana
semua mempengaruhilaporan keuangan tercermin dari rasio ini.
b.
ROI mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti dalam
pengertian absolut.
c.
ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke
setiap unit organisasi yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas, tanpa
mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
EVA tidak memberikan dasar
perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan EVA juga memiliki beberapa
keuntungan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul daripada ROI, yaitu:
1. Dengan EVA
seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk perbandingan
investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk investasi
diantara unit-unit usaha.
2. Keputusan-keputusan
yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan.
Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode
ini berhubungan dengan inestasi aset yang ROI nya berada diantara biaya modal
dan ROI yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika kinerja pusat
investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di atas biaya
modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para
manajer.
3. EVA adalah
tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yan berbeda
pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten
ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4. EVA berlawanan
dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham merupakan
pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan . ada beberapa
alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
a.
Mengurangi resiko pengambil alihan (takeover)
b.
Mneciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger
dan akuisisi.
c.
Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi
yang lebih cepat intuk pertumbuhan masa depan.
EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba bersih – Beban modal
Atau
EVA = Modal yang digunakan (ROI-
Biaya modal)
Pertimbangan Tambahan dalam mengevaluasi Manajer
Dengan melihat kelemahan ROI ,
kelihatannya sangat mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Tetapi,
cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena hanya sedikit
jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang
tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi. Penggunaan EVA sebagai
perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi, EVA tidak menyelesaikan
seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap. Kecuali metode
penyusutan anuitas (annuity depcription) dipergunakan, dan hal ini jarang
dilakukan dalam praktik sehari-hari. Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa
perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar
investasi. Perusahaan-perusahaan tersebut membebankan beban bunga hanya untuk
aktiva yang dapat dikendalikan, dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangkat
terpisah. Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal
sebelum terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah
ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan
karena penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak
dapat diidentifikasikan.
Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas
Laporan-laporan ekonomi dapat
dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai
semacam ini disebut breakup value, yaitu estimasi jumlah yang akan diterima
oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Breakup value
berguna bagi organisasi luar yang sedang akan membuat penawaran pengambilalihan
perusahaan dan tentu saja laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam
menilai suatu tawaran.
No comments:
Post a Comment